Senin, 04 Januari 2016

Sebagian Orang Menolak Pembangunan Gedung Besar?

Betapa hati bangga kalau di kampung kita, kelurahan kita, jalannya lurus, halus, dan mulus. Jalan sudah diaspal. Sekolah, puskesmas, rumah sakit, lapangan, kalau sudah dibangun semua, rasanya hati bangga akan pembangunan. Lagi-lagi yang bisa dipamerkan kepada saudara di tempat yang jauh, yang jarang berkunjung di kampung kita, adalah sudah dibangunnya pusat belanja, entah itu minimarket atau supermarket, atau hotel. Rasa bangga kian melimpah.

Rasa hati bangga sebagai anak kampung karena kampung kita tidak lagi disebut sebagai kampungan tetapi sudah disebut sebagai wilayah yang ”tidak ketinggalan jaman”. Banyak penduduk akan bangga dengan cerita ini, cerita karena sering berbelanja di pusat perbelanjaan modern, yang baru saja dibangun di kampungnya. Orang juga bangga sekalipun hanya sekadar berfoto bersama di depan gerbang masuk pusat perbelanjaan itu.

Tapi entah mengapa, sebagian orang menolak pembangunan gedung-gedung besar. Mereka berunjuk rasa, berdemo, dan berorasi di depan pemerintahannya, baik dari RT sampai kepada Bupati. Semuanya diadu rasa.

Orang-orang yang menolak ini memiliki banyak alasan. Mereka bilang air tanah habis karena disedot oleh gedung-gedung besar itu yang membutuhkan air dalam jumlah besar juga. Bukan Cuma itu, frekuensi untuk televisi dan media lain pula dirasa terganggu oleh blocking gedung besar itu.

Untuk menanggapi hal ini pihak pengelola gedung besar itu bisa saja mengambil air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Pro-kontra pembangunan gedung besar memang telah terjadi hingga sekarang. Semoga masing-masing pihak yang bertentangan dapat duduk bersama mencapai solusi yang saling menguntungkan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar