Rabu, 24 September 2014

Sentra Kerajinan Bambu Sleman



Bapak Paryono atau kerap disapa pak Paryo, Warga GKJ Ngento-ento, Godean, Sleman, Yogyakarta menggeluti kerajinan bambu sejak 1986. Dulunya bukan gedung besar yang dia miliki. Awalnya , Pak Paryo merancang besek. Besek adalah tempat nasi atau tempat makanan lain yang secara tradisi dipakai oleh masyarakat setempat. Besek ditekuni dulu lalu mengikuti diklat dari kementrian perindustrian.

Pemasaran dari hasil ketekunan ini berdasarkan pemesanan. Pesanan bisa datang dari luar negeri. pasar lokalnya meliputi Jakarta dan Bali. Ketekunan membuat usaha pak Paryono terus berkembang. Pada 1986, Pak Paryo masih menggarap sendiri dibantu dengan peserta diklat.

Penjualannya dulu hanya dititipkan saja di tempat wisata seperti prambanan dan borobudur tapi sekarang pembeli sudah datang menjemput kesini.


hari ini, (25/09/14), karyawan biasa yang bekerja disini ada delapan orang. Bambu yang dipakai adalah bambu apus dengan ukuran yang tidak selalu sama. Kriteria bambu adalah tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Istilahnya mbok bung. bambu yang terlalu tua justru mudah patah.

 
Berbagai Jenis anyaman Bambu ada disini. Anda Berminat? Silahkan Pesan Langsung pada pak Paryono!!! :)


Rabu, 17 September 2014

Membuat Packaging Sederhana

Ignasius Umbu Reda Anabuni atau kerap disapa Ignas, berupaya membuat sebuah bentuk kerajinan berupa package. package dalam bahasa inggris disebut dengan pengepakkan kado dalam bahasa Indonesia..
Pemuda yang juga aktif dalam organisasi Mahasiswa Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) ini pandai - pandai mengatur jadwal dan membagi waktunya. menurutnya, waktu yang ada harus dimanfaatkan dengan cermat sehingga lebih bermanfaat. Tidak ada jadwal padat, yang ada hanyalah kecerobohan dalam membagi waktu sehingga terasa tidak ada waktu untuk berkreasi.


Selama satu bulan, ia belajar di Stube-HEMAT Yogyakarta - suatu lembaga pendampingan bagi mahasiswa - mahasiswi luar daerah. Ignas sendiri masih menyandang status STIE "KRISWINA" Waingapu, Kabupaten Sumba Timur.
kegiatan berlatih kerajinan ini sangat berharga dan diharapkan mampu untuk dikembangkan di daerahnya. jadi bukan hanya di Sumba Tengah saja (rumah Ignas berada) tetapi kiranya bentuk kreatifitas ini dapat tertular hingga seluruh anak muda dimanapun berada.


Semua akan menjadi berharga bila diusahakan dengan kreatifitas dan ketekunan. Percayalah bahwa setiap jerih lelah tidak akan mendatangkan kesia - siaan.

Minggu, 07 September 2014

Onthel Kurangi Kemacetan Kota!



Mengonthel atau bersepeda menjadi salah satu alternatif untuk mengurai kemacetan. Kemacetan akhir – akhir menjadi permasalahan yang disorot dalam pembangunan. beberapa strategi sudah dilakukan dan efektifitasnya sudah dirasakan. Siapa – siapa saja yang dapat terlibat mencegah kemacetan?  Berikut paparan eksklusif dengan Vicky Tri Samekto, seorang mahasiswa sekaligus aktifis di Yogyakarta.


Ya Mas vicky berasal dari Palembang. Di Palembang, ia bersepeda sejak SD dan SMP. Pada jenjang pendidikan itu sudah bersepeda dan wajib bersepeda. “Saya pertama punya sepeda kelas tiga SD,” katanya.

Di Yogyakarta, Vicky punya kendaraan bermotor sejak 2011. Lalu akhir – akhir ini mas vicky kembali ke onthel. Dorongan hatinya yang pertama bahwa ia kurang olahraga di Yogyakarta ini karena merasakan di Yogyakarta ini tidak ada tempat olahraga yang gratis. Keluar keringat dan itu salah satu alternatif jaga kesehatan. Yang kedua itu sebagai terapi karena dengan bersepeda kita berlatih untuk lebih sabar lagi. Ketika di jalan raya kita itu bisa menghargai betapa sengsaranya di jalan raya. Ketika kita mengendarai motor (Setelah bersepeda), kita jadi lebih menghargai pejalan kaki setelah naik sepeda.


Itu alasan Vicky mengapa kembali ke sepeda kita naik kendaraan bermotor. Ia tidak menutup kemungkinan atau tidak menutup diri untuk bermotor. “Saya bermotor tetapi dengan jarak atau kebutuhan tertentu saya baru naik motor,” Katanya.  Ketika kita bermotor,  kita bisa merasakan saya pernah bersepeda dan saya bisa menghargai apa yang ada di jalan dan bagaimana etika berkendara yang baik di jalan. Itu diawali dari bersepeda. Ketika kita bersepeda Kita bisa melihat apa yang dilakukan orang ketika lampu merah dan hijau.  Itu juga sebagai shock terapi apalagi juga mengurangi kemacetan sebagai alternatif  ketimbang kita hanya berteriak – teriak “jogja macet jogja macet”.


Mengapa kok onthel? Karena ada unsur sejarahnya dan kuat kalau jaman kakek nenek si mbah dulu. onthel adalah kekayaan keluhuran. Jadi apa pesan vicky kurangi kemacetan? Mari kita mengonthel harapannya kita jadikan Yogyakarta kota sepeda. Kurangi kemacetan dengan solusi bersepeda atau berjalan kaki. Jadi bersepeda itu keren? Ya, bersepeda itu keren dan tidak miskin. Sepeda bisa bergaya.
 




 

Kamis, 04 September 2014

Pembangunan, Ruang Publik, Dan Perubahan Sosial

Pembangunan pada dasarnya adalah untuk menyejahterakan manusia. Semua yang terkait dengan sumber - sumber daya dimanfaatkan untuk menunjang dan memuaskan kebutuhan manusia. Pembangunan kemudian membuat keadaan yang lebih baik untuk manusia dan seluruh ciptaan. 


Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan kemudian mendatangkan dampak. Pembangunan bisa berdampak baik dan buruk. Pembangunan kemudian tidak bisa menghindari resiko yang ditimbulkan. semua pembangunan pada hakikatnya mengandung resiko. Kearifan manusia membuat semuanya menjadi lebih bijak. Manusia dalam membangun semuanya ini diberi pilihan untuk meminimalisir resiko dan menciptakan sebanyak mungkin peluang dan kemajuan.

Salah satu imbas yang dirasakan adalah ketersediaan ruang publik. Ada pembangunan yang memihak masyarakat dan ada pula yang tidak. semakin minimnya ruang publik maka menjadi indikator bahwa pembangunan tidaklah memihak masyarakat. Padahal, ruang publik begitu penting untuk interaksi dan kesatuan keharmonisan masyarakat.

Semakin minimnya ruang publik, sebagai akibat dari pembangunan tadi menyebabkan interaksi antar manusia semakin minim. akhirnya, gesekan - gesekan ditimbulkan dari manusia - manusia individual yaitu manusia yang jarang berinteraksi dengan orang lain.

maka sekarang saatnya, kaum muda menyadari, pentingnya ketersediaan interaksi dan ruang terbuka milik publik guna menjaga keharmonisan dan kesejukan batin (Rohani) dan kesehatan tubuh karena ruang terbuka hijau menjadi semakin luas (Jasmani). apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga eksistensi ruang publik ini?

PM GKSBS Yogyakarta Gelar Persiapan Makrab 2014


Yoel Antok (tengah) memimpin renungan saat persiapan panitia Makrab PM GKSBS Yogyakarta 2014
Pertemuan – pertemuan kembali dihelat oleh Paguyuban Mahasiswa Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (PM GKSBS) Yogyakarta guna memantapkan kesiapan menggelar makrab (Malam Keakraban). Malam Keakraban adalah “tradisi” yang kerap dihelat oleh kelompok – kelompok kepemudaan di Yogyakarta. Tujuannya adalah untuk membuka dan memantapkan koordinasi antar anggota komunitas atau memperkenalkan anggota senior dengan anggota yang baru masuk.

              
Pada Pertemuan kedua, telah dibahas beberapa hal terkait persiapan pertemuan yang direncanakan di pertengahan September nanti. Panitia berharap semakin banyak teman – teman khususnya dari Sumatera Bagian Selatan yang bergabung dalam momen ini.

Pertemuan kedua kemarin (31/8) digelar di STAK Marturia Yogyakarta dengan renungan dipimpin oleh Yoel (Ketua paguyuban Mahasiswa GKSBS di Yogyakarta). Melalui renungan itu, teman – teman diajak untuk melakukan apa yang diyakini dan tidak sekedar percaya saja. Ia percaya maka ia juga harus bertindak.