Selasa, 26 Agustus 2014
Rabu, 20 Agustus 2014
Dekat Pada Kegagalan. Mau?
Kesuksesan ditentukan oleh pola pikir dan bertindak dari orang - orang yang menjalani aktifitas hidupnya. Berikut kebiasan yang dapat menghambat kesuksesan, Liputan6.com, New York mengutip Lifehack, Kamis (24/7/2014):
1. Takut Melakukan Perubahan
"Jika Anda selalu melakukan apa yang selalu Anda lakukan, Anda akan selalu mendapatkan apa yang biasa Anda dapatkan." - Henry Ford.
2. Menyalahkan Orang Lain
Banyak dari orang sukses selalu bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya, dan tidak menyalahkan orang lain ketika ia mengalami kegagalan. Ini pola pikir yang benar-benar harus Anda miliki.
3. Tidak Percaya Diri
Sugar Ray Robinson, "Untuk menjadi juara Anda harus percaya pada diri sendiri.".
4. Menyia-nyiakan Waktu
5. Tidak Tahu Apa yang Anda Ingin Lakukan
Gretchen Rubin, "Apa yang Anda lakukan setiap hari lebih penting daripada apa yang Anda lakukan setiap sekali-sekali."
6. Kurangnya Perencanaan
7. Takut Untuk Gagal
Setiap orang memiliki rasa takut terhadap kegagalan. Apabila Anda tidak berani untuk mencoba suatu hal karena takut merasa gagal maka Anda akan jauh dari hidup yang sukses. (Ian Andrew/Ahm)
Sumber:
http://bisnis.liputan6.com/read/2082971/7-kebiasaan-yang-membawa-anda-pada-kegagalan
Tembikar Keramik Sidomulyo: Kerajinan Nusantara Yang Tak Lekang Oleh Waktu
Vicky Trisamekto: Seorang Mahasiswa Yogyakarta mengamati bentuk tembikar yang siap untuk dibakar. |
Bantul, DIY. Tembikar adalah hasil kerajinan yang populer dari jaman ke jaman. Dahulu, Kerajaan-kerajaan dari utara seperti daerah Mongol dan India memperdagangkan bentuk-bentuk komoditas seperti tembikar.
Tembikar ini populer dengan sebutan keramik. Cara membuatnya adalah dengan meremas-remas tanah liat khusus dan membentuknya sesuai dengan karsa. setelah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan maka tembakar dibakar hingga suhu 700 derajat celcius.
dalam sastra Kuno Semitis disebutkan bahwa seorang pengrajin (Penjunan) menghancurkan tanah liat, meremas, dan mengeluarkan kotoran/kerikil yang timbul. tidak berhenti disitu, tanah liat kemudian dibentuk sesuai dengan keinginan manusia kemudian dibakar pada suhu yang tinggi. Tidak jarang tembikar rusak dan hancur karena kerikil pasirnya terlalu banyak.
Orang-orang Semitis memaknai bahwa itulah salah satu bentuk kehidupan manusia. Kadang harus dihancurkan untuk dibangun kembali. dihancurkan untuk mengeluarkan kotoran-kotoran. itu semua proses menuju kepada hidup yang bermakna.
demikian kiranya, tembikar masih bertahan. seorang Pengrajin menyatakan tembikar/keramik buatannya bisa dikirim hingga ke Denmark. Ini sebuah prestasi. Kiranya tembikar tetap Jaya dari masa ke masa!!!
Keris Tuban: Dapur Kebo Lajer Pamor Pedaringan Kebak
![]() |
Keris Kebo Lajer Foto Diambil di Yogyakarta |
Yogyakarta. Keris adalah senjata Ageman yang kerap kali dianggap sebagai senjata Perang. Barangkali jaman dahulu, keris dibawa ke medan perang untuk melukai dan membunuh. Keris tidak hanya dianggap sebagai senjata perang atau simbol kekerasan tetapi juga dianggap bernilai mistis. Penilaian mistis ini semakin kentara ketika dalam film-film dipertontonkan seorang dukun menggunakan keris untuk kepentingan mencelakai orang lain. Namun, kiranya paradigma itu dirubah. Keris bukan lagi menjadi simbol kekerasan ataupun simbol hal-hal mistis. Keris adalah senjata ageman yang dipakai dalam acara-acara budaya. Keris juga memiliki makna sendiri. Makna ini ditafsirkan oleh pecinta keris yang tidak lelah melestarikan keris sebagai benda budaya.
Salah satu keris yang diminati oleh para pecinta keris adalah Keris dengan Dapur Kebo Lajer. Keris Kebo Lajer ini adalah salah satu keris langka dilingkungan Jateng, DIY, dan Jawa Timur. Masing-masing pencinta keris memiliki kesukaannya sendiri. Keris Kebo Lajer ini tergolong sebagai keris yang diburu dan ditunggu. ukurannya lebih besar dari keris biasanya. Akan lebih indah jika Keris jenis ini dirangka dengan Kayu Timoho dan bergagang Cendana Putih. Di Lingkungan D. I. Yogyakarta sendiri tidak banyak orang memiliki keris jenis ini.
![]() |
Pamor Keris ini masih terjaga meskipun tergolong tua |
Lalu, apa makna dari Dapur Kebo Lajer dan Pamor Pedaringan kebak itu? Jawabnya tentu dipengaruhi oleh masa lalu diantara orang tua atau pinisepuh kita. salah satu cara memahaminya adalah begini, Dapur Kebo Lajer direfleksikan dari Kerbau di Sawah. Kerbau adalah kepunyaan yang sangat berharga. sebuah keluarga yang memiliki Kerbau akan lebih mudah mengolah tanah. Kerbaupun dapat dijual. Artinya, Kerbau sangat bermanfaat bagi penduduk lokal Nusantara. Kerbau bertipikal bekerja keras dan tekun. Hewan ini penurut. Bekerja Keras, tekun, dan penurut ini adalah nilai yang sangat berharga. maka, diharapkan seseorang mampu untuk melakukan pekerjaan itu dengan penuh tanggung jawab. Harapan-harapan itu kemudian dituangkan kedalam sebuah bentuk keris atau dinamakan "dapur" Kebo Lajer.
![]() |
Keris Kebo Lajer Pamor Pedaringan kebak bersama Rangka dari Kayu Timoho dan Gagang Cendana Putih |
pada jaman dahulu, hidup menentramkan jika seseorang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari berupa pangan. Pangan yang mencukupi akan melegakan hati meskipun dalam kenyataan, orang jaman dulu bisa saja berkekurangan. meskipun demikian, harapan untuk berkecukupan dalam hal pangan dan kesejahteraan itu selalu ada. Maka, dituangkanlah dalam bentuk pamor keris yang bertema "Pedaringan kebak". Pedaringan adalah tempat utnuk menyimpan bahan pangan seperti beras. sementara pedaringan kebak berarti tempat bahan pangan yang penuh hingga berlimpah. Inilah yang dimaksudkan sebagai dasar pemikiran dari keberadaan keris. Maka diharapkan, pandangan terhadap keris tidak lagi "Miring" seperti yang sudah-sudah. kiranya kebudayaan Nusantara tetap lestari.
Selasa, 19 Agustus 2014
Paguyuban Mahasiswa GKSBS Yogyakarta Dalam Gambar
Gambar Anggota Paguyuban Mahasiswa Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan di Yogyakarta
(PM GKSBS Yogyakarta)
(PM GKSBS Yogyakarta)
![]() |
Yoel Tri Sugihanto (GKSBS Wonosari) |
![]() |
Pascah Hariyanto (GKSBS Pisang Jaya) |
![]() |
Redy Hartanto ( GKSBS Pugung Raharjo) |
![]() |
Samuel Hadiwibowo (GKSBS Seputih Jaya) |
![]() |
Alva Kurniawan Prihanto (GKSBS Pugung Raharjo) |
![]() |
Yehu Perwira Puspa Dinata (GKSBS Batumarta) |
![]() |
Yohanes Dian Alpasa (GKSBS Kurotidur) |
![]() |
Matius Cahyadi (GKSBS Simpang Agung) |
![]() |
Victor Ivan Christiantoni |
![]() |
David Wahyutrianto (GKSBS Batumarta) |
![]() |
Daniel Subik "Thomas" (GKSBS Kotabumi) |
![]() |
Yoga (GKSBS Mesuji) |
![]() |
Eko Presley (GKSBS Tanjung Bintang) |
![]() |
Ando GKSBS Purwodadi) |
![]() |
Dian (GKSBS Sumberhadi) |
![]() |
Reza Martaria (GKJW Kediri) |
![]() |
Amalia Wahyuningtyas (GKSBS Simpang Agung) |
![]() |
Vicky Tri Samekto GKSBS Palembang Kota) |
![]() |
Tyas (GKSBS Lempuing) |
![]() |
David Wahyu Triyanto (GKSBS Batumarta) |
![]() |
Tyas Shireen (GKSBS Wayjepara, Lampung Timur) |
![]() |
Yoel Yoga Trimanto (GKSBS Sawojajar) |
Sabtu, 16 Agustus 2014
Jadwal Pelatihan Mahasiswa dan Pemuda Yogyakarta
Lebih lanjut tentang Stube - HEMAT dapat dilihat di stubehemat.blogspot.com
Rabu, 13 Agustus 2014
Merajut Kembali Kemerdekaan Kita!
![]() |
Gang Permadi: Sebuah Gang di Jalan Taman Taman Siswa Kota Yogyakarta, dalam semarak merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia |
Kemerdekaan
berarti kebebasan. Bebas dari apa? Dari Penjajah tentunya. Penjajah? Penjajah yang
mana? Ya Londo itu lho. Sekarang masih
ada? Tidak, pokoknya sekarang sudah merdeka, tidak ada lagi londo..
Benarkah kita sudah bebas? Mungkin ya
kita sudah bebas, tapi cobalah pikir lagi, apakah kita bebas menentukan harga
buku? Apakah kita bebas berkuliah? Apakah kita bebas menulis dan mengkritik? Bila
pertanyaan itu didominasi oleh jawaban “tidak” maka kita harus berpikir ulang
makna kemerdekaan itu.
Kemerdekaan adalah kita bebas untuk
berkreasi, berproduksi, berdistribusi, dan berkonsumsi sendiri. Kita bebas dan
tidak tertekan untuk belajar dan berusaha dalam mengisi hidup. Itulah kemerdekaan
yang sesungguhnya. Sekali Merdeka Tetap Merdeka!!!
Langganan:
Postingan (Atom)